UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Muhammadiyah Bandung sukses menggelar kuliah umum pada Senin (02/06/2025).
Acara ini berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga Gedung Kampus UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, dan diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai program studi.
Narasumber pertama, S Suripno (Vice President Sustainability Strategi PT Pertamina), menyampaikan materi bertema “Sustainability & ESG: Strategi Implementasi di Korporasi”.
Dalam paparannya, ia menekankan bahwa keberlanjutan bukan hanya isu etis, melainkan juga kebutuhan strategis yang harus menjadi landasan dalam menjalankan bisnis modern di era penuh tantangan dan ketidakpastian.
Ia menjelaskan bahwa prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) merupakan fondasi penting dalam menciptakan bisnis yang adil, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
“Pelanggaran etika perusahaan dan perusakan lingkungan akan berdampak besar terhadap reputasi dan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang,” ujarnya.
Suripno juga menekankan pentingnya mengacu pada standar global seperti UN Global Compact, IFC Performance Standards, dan ISO 26000.
Implementasi prinsip ESG tidak hanya memperkuat kepatuhan terhadap hukum dan manajemen risiko. Namun, berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi operasional, reputasi positif, dan kepercayaan dari konsumen dan investor.
Sementara itu, narasumber kedua, Zulkifli Rangkuti (Vice President Bank Pemerintah dan Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta), membawakan materi tentang strategi keberlanjutan bisnis di era Society 5.0.
Ia menegaskan bahwa strategi bukan hanya soal perencanaan, tetapi keputusan besar yang menentukan arah dan daya saing organisasi.
Zulkifli menyampaikan bahwa di tengah ketidakpastian global, organisasi membutuhkan pendekatan strategi yang sistematis—dimulai dari analisis situasi, fokus strategis, pengembangan strategi, hingga implementasi yang adaptif dan berani mengambil risiko.
Ia juga mengutip hasil studi IBM Global CEO 2010 yang menunjukkan bahwa teknologi merupakan faktor disrupsi terbesar sehingga kreativitas dan ketangkasan menjadi hal mendesak bagi semua organisasi.
Menurutnya, strategi bisnis harus terintegrasi dengan model bisnis yang sehat agar mampu menciptakan keuntungan yang berkelanjutan.
Ia juga menekankan pentingnya fleksibilitas strategis, pembelajaran berkelanjutan, dan keberanian bereksperimen sebagai bekal menghadapi tantangan digital global.
Kegiatan kuliah umum ini dimoderatori oleh dosen Program Studi Teknologi Pangan UM Bandung Saepul Adnan.
Acara berlangsung dinamis dan penuh antusiasme, dengan partisipasi aktif mahasiswa dari berbagai program studi di bawah Fakultas Sains dan Teknologi.***(FA/FK)